Sejarah Pemakaian Paving Block / Conblock Di Indonesia.
Di masa puncak perkembangan zaman Romawi ada lebih dari 400.000 Km jalan dibangun dan lebih dari 80.500 Km telah ditaburi dengan batu - batu di atasnya. Sehingga jalanan - jalanan tersebut telah menghubungkan sekitar 113 provinsi yang dimiliki oleh Kekaisaran Romawi. Dan bila dirata - ratakan, maka dapat mencapai angka 32 km per hari untuk pergerakan 1.000 pasukan setiap harinya. Melalui jalan besar dan rata pasukan infantri maupun kavaleri Romawi dapat mampu bergerak dengan cepat. Para teknisi Romawi ketika membangun jalan selalu membuat arah jalan tersebut lurus. Dengan arah jalanan yang lurus maka jarak yang ditempuh oleh para pasukan juga akan menjadi lebih efisien.
Di Indonesia sendiri pemakaian paving block mulai
dikenal serta dipakai sejak tahun 1977 atau 1978, Pemasangan dimulai dengan pemasangan trotoar di jalan
Thamrin dan untuk terminal bus kota di Pulogadung, Proyek keduanya dimulai di
Jakarta. Pada saat ini paving block sudah tersebar pemakaiannya hampir di
seluruh kota di Indonesia, baik itu digunakan sebagai tempat lahan parkir mall /
plaza, hotel, tempat rekreasi, tempat bersejarah, tempat publik untuk terminal, maupun untuk
jalan setapak dan perkerasan jalan lingkungan pada kompleks - kompleks
perumahan bahkan hingga ke pemakaian normalisasi BKT ( Banjir Kanal Timur ) di daerah Jakarta Timur. Berikut ini adalah gambarnya :
Paving
block atau conblock sendiri merupakan suatu komposisi berbentuk segmen - segmen
kecil yang terbuat dari beton. Biasanya paving
block dibuat dengan bentuk segi empat / segi banyak yang dipasang dengan
sedemikian bentuk sehingga dapat saling mengunci. Material ini dipasang untuk
mengeraskan bagian lahan - bagian bangunan agar permukaannya menjadi rata dan
stabil. Paving Block terbuat dari campuran semen portland / bahan perekat
hidrolis lainnya yang dibuat dengan peralatan mekanis memiliki mutu yang
tinggi. Bahan – bahan yang dicampur dalam perbandingan tertentu sesuai dengan kegunaan
dan mutu yang direncanakan sebelumnya, yang kemudian dicetak dan dipadatkan
dengan getaran. Setelah dibuka dari cetakannya, paving block harus disimpan
pada tempat yang terlindung dari panas matahari langsung dan hembusan angin
yang berlebihan. Sehingga menghasilkan paving block yang berkualitas, kuat,
presisi dan tentunya dengan harga yang ekonomis.
Kelebihan dan
Kekurangan Paving Block.
Paving block memiliki kelebihan dan juga
memiliki kekurangan tertentu. Salah satu kelebihan dari paving block yaitu
material ini sangat mudah untuk dipasang dan tidak memerlukan alat berat serta
dapat diproduksi secara massal. Pemeliharaannya pun juga tergolong mudah dan
dapat dibongkar pasang kembali. Paving Block / Conblock pada umumnya tahan terhadap
beban statis atau tumpahan bahan pelumas dan pemanasan oleh mesin kendaraan.
Namun begitu paving block / conblock juga memiliki kelemahan, yaitu ia begitu mudah bergelombang
bila pondasinya tidak terpasang dengan kuat. Material ini juga sangat kurang cocok
untuk dipasang di permukaan lahan yang dilalui kendaraan berkecepatan tinggi. Sehingga paving block begitu sangat cocok untuk dipasang di permukaan lahan yang dilalui kendaraan berkecepatan rendah saja
misalnya di daerah permukiman penduduk dan daerah perkotaan yang padat.
Jika Anda ingin
menerapkan pola conblock untuk halaman rumah anda, maka gunakanlah produk material yang kualitasnya bagus seperti K-250, K-300, k-350, K-400, atau K-500. Paving block yang bagus dan layak dipasang merupakan paving block yang
mempunyai bentuk sempurna, tidak terlalu berpori lebar, tidak retak - retak ataupun cacat, dan bagian sudut serta rusuknya juga tidak mudah dihancurkan dengan kekuatan tangan.
Berdasarkan bentuknya paving block / conblock dapat dibedakan menjadi
dua yaitu bentuk segi empat dan segi banyak. Dan ada 3 jenis ketebalan
paving block diantaranya ukuran 6 cm, 8 cm, dan 10 cm. Di pasaran begitu banyak tersedia paving block yang beraneka ragam warnanya serta dapat dipesan. Namun pada umumnya yang biasa dipakai adalah warna abu - abu dan warna merah.